Rabu, 14 Oktober 2015

stratifikasi sosial masyarakat pesisir

Ruang lingkup


1. Teori perubahan sosial Teori materilistik dan idealistik
2. Dampak stratifikasi sosial
3. Struktur stratifikasi sosial pada masyarakat nelayan
.............................................................................................................................................................

1. Teori perubahan sosial : Teori materilistik dan idealistik

Teori Materialistik
       Perubahan sosial bisa disebabkan oleh faktor material baik berupa faktor-faktor ekonomi atau pun teknologi yang berhubungan dengan produktifitas ekonomi. Teknologi baru maupun modal produksi ekonomi mendorong perubahan pada aspek interaksi, organisasi sosial, kultur, kepercayaan, dan norma-norma.
       William Ogburn memberikan argumentasi bahwa perubahan material (teknologi) lebih cepat berubah dibandingkan perubahan aspek-aspek nonmaterial (ideologi, norma, nilai). Harper (1989) menjelaskan bahwa teknologi dapat menjadi penyebab perubahan karena 3 hal:
            1) Inovasi teknologi meningkatkan alternatif-alternatif dalam masyarakat
            2) Teknologi baru mengubah bentuk interaksi antar orang
            3) Teknologi baru menciptakan permasalahan yang harus diselesaikan
 
  Teori Idealistik
       Perspektif idealistik dilihat sebagai ide, nilai-nilai, dan ideologi yang menyebabkan perubahan. Ide terdiri atas pengetahuan dan kepercayaan-kepercayaan. Nilai merupakan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan. Ideologi dipahami sebagai kombinasi antara kepercayaan dan nilai untuk memberikan legitimasi maupun justifikasi terhadap perilaku manusia (misalnya demokrasi, kapitalisme, sosialisme).
       Dalam perspektif idealistik, perubahan setidaknya dipahami melalui 3 hal:
1) Legitimasi sebuah keinginan untuk berubah
2) Ideologi menjadi basis yang mampu menjelaskan solidaritas sosial sebagai penyebab perubahan yang penting
3) Ide dan nilai mampu menjelaskan kesenjangan antara ideal dan faktual sebagai penyebab perubahan


Dampak stratifikasi sosial
1. Eklusivitas
       Eklusivitas dapat berupa gaya hidup, perilaku dan kebiasaan yang sering berbeda antara satu lapisan dengan lapisan yang lain. Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan di antara kelas sosial tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas sosial dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.

2. Etnosentrisme
       Etnosentrisme dipahami sebagai mengagungkan kelompok sendiri. Kelompok sosial atas akan menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah dan kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada kelompok sosial rendah. Pola perilaku kelas sosial atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas sosial di bawahnya. Kelas sosial bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif
 
3. Konflik Sosial
       Perbedaan yang ada di antara kelas sosial dapat menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial maupun iri hati. Jika kesenjangan karena perbedaan tersebut tajam tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik sosial antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain. Misalnya Pengoperasian alat tangkap yang tingkat kualitasnya berbeda di antara dua kelompok nelayan (misalnya, nelayan pancingan dengan nelayan payang), sehingga hasil tangkapan yang diperoleh timpang
 
        Seseorang yang banyak memiliki sesuatu yang dihargai akan dianggap sebagai orang yang menduduki pelapisan atas. Sebaliknya mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yang dihargai tersebut, mereka akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang yang menempati pelapisan bawah atau berkedudukan rendah. Dalam stratifikasi sosial terdapat tiga kelas sosial, yaitu:
            1. Masyarakat yang terdiri dari kelas atas
            2. Masyarakat yang terdiri kelas menengah
            3. Masyarakat Kelas bawah
 
       Dalam kehidupan masyarakat terdapat kriteria yang dipakai untuk menggolongkan orang dalam pelapisan sosial adalah sebagai berikut:
1. Ukuran kekayaan
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang
3. Ukuran kehormatan
4. Ukuran ilmu pengetahuan
 
Struktur stratifikasi sosial pada masyarakat nelayan