“Kita semua terikat dengan laut. Dan saat kita kembali ke
laut, apakah itu untuk berlayar atau sekedar melihat, kita akan kembali ke
tempat dimana kita berasal.” Itulah salah satu kutipan pernyataan tokoh terkenal dunia,
John F. Kennedy yang mengungkapkan bahwa Laut takkan pernah terlepas dari
kehidupan manusia. Laut adalah kehidupan, tidak hanya bagi mereka yang tinggal
di pesisir, namun juga yang hidup di daratan dan pegunungan.
Karena betapa pentingnya
Laut dalam kehidupan sehari - hari umat manusia, sehingga telah ditetapkan
oleh PBB tanggal 8 Juni sebagai Hari Kelautan Sedunia (World Oceans Day, WOD). WOD mulai diperingati sejak tahun 2009, tetapi gagasan
tersebut telah diusulkan sejak tanggal
8 Juni 1992 oleh Kanada dalam suatu konferensi tentang lingkungan (Earth Summit)
di Rio de Jainairo Brasil. Di Indonesia, WOD mulai pertama kalinya diperingati
sejak
ditetapkan oleh PBB tahun 2009.
Memperingati Hari Kelautan
Sedunia merupakan suatu hal yang wajib untuk dilakukan, mengingat Bumi kita
sebagian besar terdiri atas Air yakni sekitar ¾ dan hanya ¼ terdiri atas Tanah/ Daratan. Bumi kita memiliki lima Samudera dan berbagai Lautan di
dunia yang banyak memberikan
manfaat bagi kehidupan. Jadi, dengan memperingati Hari Kelautan Sedunia
membuat kita merasakan keterikatan dengan Laut dan takkan terpisahkan dari
Laut, serta membuat kita menyadari betapa penting
arti Laut dan menyadarkan kita untuk bersama - sama memelihara dan menjaga
kelestarian lingkungan Laut. Karena selama ini, Laut telah banyak memberikan manfaat
penting bagi kita, selain sebagai penyedia sumberdaya ikan, bahan kosmetik, bahan obat -
obatan penting, pariwisata, sumber energi, bahan tambang dan mineral. Laut
dapat juga menstabilkan kondisi cuaca di permukaan bumi.
Indonesia
sebagai negara yang memiliki keanekargaman hayati laut tertinggi di dunia, 2/3
wilayahnya terdiri atas perairan, garis pantai sepanjang 81.000 km serta
pulau-pulau kecil sekitar 17.506 pulau.Bagi
bangsa kita, perhatian terhadap Laut sudah ada sejak Deklarasi
Djuanda tahun 1957 dan ratifikasi
UNCLOS 1982 tahun 1985. Kemudian terbentuknya
Departemen Kelautan dan Perikanan tahun 1999.
Dan yang terakhir adalah terlaksananya WOC (World
Ocean
Conference) yang menghasilkan MOD (Manado Ocean
Declaration) tahun 2009 dimana telah
memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menanamkan paradigma Kelautan
di Dunia. Selain itu, kita juga patut merasa bangga bila menengok
sejenak ke masa lalu karena sejak
dulu bangsa kita terkenal sebagai Bangsa Bahari dan
tidak sedikit bukti tertulis yang menyimpulkan kejayaan nenek moyang kita di
Laut.
Dari beberapa
penemuan mengungkapkan bahwa nenek moyang kita berasal
dari daratan Indo Cina dan Yunani pada
tahun 2000 SM dan 500 SM. Sedangkan hasil
riset sejarawan pada lukisan - lukisan perahu yang tergambar pada Cadas
Gua prasejarah di Pulau - Pulau Muna, Seram dan Arguni menunjukkan bahwa bangsa kita sudah
ada sejak 10.000 SM dan untuk mencapai kepulauan nusantara ini, nenek moyang kita harus melewati Laut yang sangat luas. Ini menunjukkan
bahwa sebagai
Bangsa Bahari,
kita adalah ahli waris dari nenek moyang yang merupakan Pelaut
Ulung.
Ditambah lagi, pada
abad ke-8 hingga ke-16 muncul tiga kerajaan besar
yakni kerajaan Sriwijaya (tahun 683 - 1030), kerajaan
Singasari dan Majapahit (tahun 1293 - 1478). Ketiga kerajaan besar ini mencapai era keemasan pada
masanya, dimana sebagai kerajaan bahari yang kuat memiliki armada laut yang tanguh
dan andal untuk berperang maupun berdagang. Namun sayang, kejayaan kerajaan - kerajaan bahari tersebut kemudian meredup
disusul oleh masuknya VOC ke Indonesia (tahun 1602).
Kemudian keadaan semakin bertambah parah dengan
adanya perjanjian Giyanti (tahun 1755) yang mengikat
beberapa kerajaan di nusantara.
Oleh karena itu, kini adalah
momen yang
tepat untuk kembali mengingatkan kita sebagai Bangsa Bahari yang harus
senantiasa menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya Laut dalam hidup kita. Betapa tidak, telah banyak kontribusi yang
telah diberikan Laut dalam kehidupan kita, sehingga sudah selayaknya kita harus senantiasa menjaga dan melestarikannya. Karena hanya
dengan cara tersebut, bangsa kita dapat menyebut
dirinya sebagai bangsa yang amanah dan bertanggung jawab, atas karunia yang
diberikan Tuhan.
Melalui Hari
Kelautan Sedunia ini diharapkan seluas mungkin dapat kita implementasikan dalam kehidupan. Misalnya
melakukan kegiatan dengan mengkoordinasikan dengan berbagai acara diantaranya: pembersihan pantai, program seminar dan workshop kelautan, kontes seni budaya bertemakan
bahari, festival film bertemakan perlindungan
ekosistem laut, perlindungan dan penangkaran
spesies - spesies laut yang hampir punah, penerbitan undang - undang perlindungan terhadap ekspoitasi hewan laut, serta pemetaan kawasan yang dilindungi sebagai cagar
laut seperti Terumbu Karang. Dengan begitu, kita harus bisa
hidup dengan laut, bersahabat
dengan laut, dan jaya di laut.
Jalesveva Jayamahe...Selamat Hari kelautan Sedunia
Dimuat dalam koran lokal Kendari Pos, Jumat, 15 Juni 2013